Pages

Senin, 28 Januari 2013

Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik Gula




Pabrik gula telah ada sejak abad 18 ketika Indonesia dijajah Pemerintah Hindia Belanda. Saat itu Pemerintah Hindia Belanda mendirikan pabrik gula mempertimbangkan aspek suburnya lahan dan ketersediaan pekerja serta peluang pasar. Pada tahun 1929 hasil produksi pabrik gula mencapai 3 juta ton yang dihasilkan oleh 179 pabrik gula hal tersebut menempatkan Indonesia pada urutan kedua pengekspor gula di dunia setelah Kuba. Pada masa penjajahan Jepang di Indonesia pabrik-pabrik gula dimaksimalkan untuk keperluan perang sehingga pabrik-pabrik gula yang ada saat itu tidak dipergunakan sebagai mana fungsinya, namun digunakan sebagai sarana pendukung dan memproduksi keperluan perang. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1957 pabrik-pabrik gula yang ada dinasionalisasi.

Perkembangan pabrik-pabrik gula yang ada di Indonesia semakin melemah sejak tahun 1991 sampai 2001 hal tersebut diindikasikan pada tidak optimalnya hasil produksi gula, tahun 2010 hasil gula nasional hanya mampu memenuhi 45% kebutuhan nasional sedangkan sisanya sebanyak 55% harus impor. Pusat Penelitian perkebunan Gula Indonesia menyebutkan bahwa kebutuhan gula nasional mencapai 5,1 juta ton sedangkan hasil produksi nasional hanya berkisar 2,3 juta ton artinya terdapat defisit sekitar 2,7 juta ton. Perkembangan hasil produksi gula dengan jumlah kebutuhan serta jumlah defisit gula nasional tersajikan dalam tabel dibawah ini

Tahun
Produksi
Konsumsi
Impor
1997
2.189.975
3.363.300

1.364.600
1998
1.491.553
3.300.000
1.811.732
1999
  1.488.617
3.360.000
2.187.133
2000
1.693.851

3.300.000

1.600.000
2001

1.725.467

3.360.000

1.600.000
2002

1.755.425

3.300.000

1.544.013
2003

1.631.581

3.451.000

1.571.278
2004

2.051.644

3.388.808

1.314.626
2005

2.241.742

3.786.438

1.980.487
2006

2.307.000

3.968.453

1.405.942
2007

2.623.800

4.024.435

1.972.788
2008

2.668.428

4.034.657

   983.944
2009

2.849.769

4.126.424

1.373.546
Sumber : Kementerian Pertanian 2010

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Institute Pertanian Bogor lemahnya hasil produksi sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gula nasional disebabkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pabrik gula, menurut hasil penelitian tersebut permasalahan-permasalahan yang dihadapi pabrik gula antara lain karena: 

1.   Masalah-masalah On farm:
a.    Sulitnya penambahan areal baru dan mempertahankan lahan yang sudah ada
b.    Penyediaan agro input untuk budidaya tebu belum tepat jumlah, waktu, harga, dan mutu
c.    Kurangnya sarana irigasi/pengairan, terutama untuk wilayah pengembangan di lahan kering
d.    Keterbatasan alat pengolahan tanah terutama di lahan kering
e.    Keterbatasan infrastruktur (jalan produksi, jembatan) terutama untuk wilayah pengembangan di luar Jawa
f.     Fungsi kelembagaan petani belum optimal dalam mendukung peningkatan produksi dan produktivitas
g.    Penerapan teknologi budidaya oleh petani yang belum optimal terkait dengan keterbatasan permodalan
h.    Manajemen tebang muat angkut (TMA) belum mencapai standar manis bersih segar (MBS)
i.      Penataan varietas tebu yang masih terhambat 

2.   Masalah-masalah Off farm:
a.    Tingkat efisiensi pabrik (overall recovery) masih jauh dibawah standar
b.    Kinerja mesin dan peralatan pabrik gula yang kurang memadai
c.    Rendahnya tingkat otomatisasi pabrik yang mempengaruhi efisiensi dan daya saing usaha
d.    Pengalihan teknologi proses sulfitasi menjadi karbonatasi belum menjadi pertimbangan oleh perusahaan gula
e.    Belum berkembangnya diversifikasi produk termasuk energi untuk meningkatkan daya saing industri gula. 

3.   Masalah lainnya yang dihadapi industri gula antara lain:
a.   Belum terjaminnya pendapatan petani dari aspek penetapan harga gula
b.   Belum optimalnya peran lembaga riset dalam upaya peningkatan kinerja pergulaan nasional
c.   Belum optimalnya dukungan lembaga keuangan/perbankan dalam mendukung revitalisasi industri gula nasional
d.   Masih lemahnya peran dan fungsi kelembagaan usaha/koperasi dan kelembagaan organisasi petani tebu dalam mendukung upaya peningkatan produksi dan pendapatan
e.   Kebijakan fiskal (tarif bea masuk, pajak, retribusi serta berbagai pungutan) belum sepenuhnya mendukung pengembangan industri gula
f.    Belum adanya kebijakan terpadu untuk industri pergulaan nasional
g.   Belum terealisasinya SNI wajib untuk standar gula kristal putih (GKP)

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka secara ideal usaha-usaha dalam rangka mencari solusi dengan target tahun 2014 Indonesia telah swasembada gula harus segera dilakukan. Prioritas usaha-yang dapat dilakukan antara lain:
1.    Melakukan restrukturisasi pabrik gula untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pabrik gula
2.    Pendirian pabrik gula baru di pulau jawa maupun pulau luar jawa
3.  Penyuluhan, pembimbingan dan pemberian modal kepada kelembagaan petani dalam rangka penerapan teknologi budidaya sehingga terjadi peningkatan produktifitas
4. Melakukan diversifikasi produk sehingga akan meningkatkan daya saing pabrik gula sekaligus memberikan energi bahan bakar alternatif seperti etanol

Selain identifikasi masalah, prioritas solusi untuk meningkatkan hasil produksi dengan target swasembada gula ditahun 2014, pabrik gula memiliki tantangan dan peluang. Tantangan sebagai contoh Direktur Utama PTPN II, Hataram Muda Nasution yang menyatakan dalam dengar pendapat dengan komisi IV DPR RI dimana ia menyatakan bahwa ingin menutup usahanya saat ini karena banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi, hambatan dan rintangan yang dihadapi menurutnya meliputi masalah lahan, faktor cuaca yang mengakibatkan pasokan tebu menurun. Namun selain tantangan ada pula peluang sebagai contoh PTPN X melalui Direktur Utama Subiyono menyatakan bahwa produksi gula dari PTPN X terbesar di Indonesia, dan dalam rangka meningkatkan hasil produksi PTPN X akan memperluas lahan dari posisi 72.000 hektar menjadi 76.000 hektar, terobosan lain yang dilakukan oleh PTPN X antara lain mendirikan pabrik gula modern terintegrasi di Pulau madura hal ini direncanakan akan dimulai pada tahun 2014. Pabrik gula modern terintegrasi dari hulu ke hilir merupakan sebuah konsep pabrik gula yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian hasil produksi gula namun juga produk turunan sebagai contoh bioetanol dari tetes tebu, listrik 25 MW dalam program co-generation dari ampas tebu dan pupuk kompos. Peluang lain dari rencana PTPN X adalah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat hal ini dimungkinkan karena seandainya terjadi perluasan lahan dan pendirian pabrik baru maka akan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.

Wisata Main Gula

Usia pabrik gula yang terdapat di Indonesia telah mencapai 67 – 176 tahun, artinya pabrik gula memiliki nilai historis yang tinggi. Nilai historis yang terdapat di pabrik gula dapat dioptimalkan untuk menjadi objek wisata seperti mendirikan Museum Gula yang berada di Pabrik Gula Gondang Baru, Klaten, Jawa Tengah.

Pabrik gula yang memiliki nilai historis yang tinggi harus dapat dioptimalkan sebagai objek wisata yang menarik untuk pengunjung. Konsep objek wisata sejarah yang menarik tidak hanya menyuguhkan berbagai macam peralatan membuat gula dari masa ke masa namun juga membawa pengunjung untuk aktif misalnya menanam tebu, menggiling tebu sampai pada hasil akhir berupa gula termasuk membuat produk turunan dari gula seperti etanol dan permen.

Wisata main gula dengan konsep tempat dikemas dengan tema gula dan produk turunannya menyuguhkan berbagai macam wahana dalam satu area. Terdapat wahana jejak sejarah pabrik gula disini menyuguhkan berbagai macam benda-benda peninggalan bersejarah yang berkaitan dengan pabrik gula. Wahana membuat gula, menyuguhkan proses menanam tebu, menggiling tebu, membuat gula, membuat etanol sampai membuat permen atau gulali. Wahana out bond menyuguhkan berbagai permainan baik high impact maupun low impact seperti flying fox, papan titian, jembatan goyang. Wahana kolam renang yang menyediakan berbagai tipe kolam renang dan fasilitasnya.

Konsep wisata main gula memiliki pangsa pasar dunia pendidikan dari jenjang KB, TK, SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Dalam dunia pendidikan mengenal konsep kontekstual learning, konsep active learning, fun learning, PAIKEM GEMBROT dengan konsep yang tersebut maka Wisata Main Gula sejalan konsep pendidikan yang berorientasi pencapaian tujuan pendidikan. Wisata main gula dapat dipromosikan dengan model pemasaran melalui iklan, pamflet dan proposal ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Selain pangsa pasar dunia pendidikan wisata maen gula juga menjadi pangsa pasar potensial bagi keluarga, sebuah objek wisata sejarah, pendidikan yang dikemas dengan wahana permainan anak dan keluarga sebuah objek wisata yang jarang ditemukan di Indonesia.





READ MORE - Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik Gula

Selasa, 22 Januari 2013

Belajar dengan Televisi

Banyak orangtua yang merasa cemas jika anaknya mulai menggemari acara televisi ketimbang belajar. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa tontonan televisi dapat memberikan beberapa keuntungan. Program-program atau acara yang ada pada televisi dapat dijadikan sebagai media untuk mengembangkan serta memotivasi cara berpikir kritis, memotivasi menulis, membaca, dan memacu anak lebih kreatif.

Namun, jangan biarkan anak melihat televisi secara pasif tanpa di damping oleh orangtuanya. Partisipasi orang tua sangat dibutuhkan untuk mendorong anak ke arah yang lebih baik.

Berapa lama menonton televisi

Durasi anak menonton televisi sangat dipengaruhi oleh kebijakan dari orangtua. Di Amerika, televisi dianggap sangat berperan, sehingga dalam sehari anak pra sekolah melihat televisi selama 3 jam dan anak sekolah dasar selama 5 jam.

Yale Family Television Research  melakukan sebuah penelitian yang menemukan bahwa pengaruh orangtua dalam durasi menonton. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh jenis acara yang ditonton anak. Bagi anak-anak yang sering melihat tayangan atau program fantasi kekerasan akan cenderung kurang kooperatif, kurang imajinatif, angka IQ yang kurang, dan kurang pandai dalam berinteraksi.

Bagi anak-anak yang menggemari film kartun, mereka akan cenderung kurang antusias dalam belajar. Pada umumnya, pecandu televisi akan terlihat lebih gelisah dan menunjukkan masalah di sekolah.

Sedangkan anak-anak yang sedikit menonton televisi, akan cenderung lebih suka dalam berpartisipasi pada aktivitas-aktivitas, dan mudah bergaul dengan lingkungan sekitar.

Peraturan orangtua

Wajar saja jika sering terjadi perdebatan antara anggota keluarga tentang jadwal dan waktu dalam menonton televisi. Yang paling penting adalah konsistensi orangtua dalam menerapkan aturan tentang jadwal menonton televisi. Aturan yang dibuat keluarga umumnya dapat diterima anak jika anak-anak diberi beberapa kegiatan yang sifatnya konstruktif. Aturan yang dibuat harus di taati oleh seluruh anggota keluarga, tak terkecuali para pembantu dan pengasuh yang ada di rumah. Ingatkan mereka jika melanggar aturan yang dibuat keluarga.

Diskusikan kekerasan

Perlu dibangun diskusi yang baik untuk menanggapi adegan-adegan yang sifatnya adegan kekerasan. menurut para peneliti, orangtua serta pendidik bahwa tayangan kekerasan yang di lihat di televisi menjadi penjadi penyebab terjadinya tindakan kekerasan dalam lingkungan masyarakat.

Peran orangtua sangat diperlukan untuk menengahi atau mengurangi dampak kekerasan tersebut. Anak perlu diberikan pengertian bahwa aktor yang bermain dalam film hanyalah pura-pura saja. Dan jelaskan juga pada anak bahwa aktor tersebut sudah terlatih untuk dapat saling menghindar.

Terkait dengan polisi yang menembak di dalam film, katakan pada anak bahwa kejadian itu tidak akan terjadi dalam kehidupan nyata. Konflik serta masalah yang terjadi di dalam film tidak harus diselesaikan dengan cara kekerasan. Pada kenyataannya seorang polisi yang mengeluarkan tembakan dapat dibawa dan diadili di pengadilan. Hidupkanlah suatu diskusi yang positif dengan anak untuk menanggapi adegan kekerasan dalam televisi.

Cara kerja televisi

Tokoh-tokoh yang terdapat dalam film diyakini oleh anak-anak sebagai tokoh yang nyata. Tokoh tersebut diyakini masuk televisi melalui tembok atau stop kontak.

Di sini peran orangtua dibutuhkan untuk menjelaskan pada anak tentang proses pembuatan film. Penjelasannya pun akan sedikit teknis, jadi orangtua juga harus sedikit memahami atau menguasai cara pembuatan suatu film atau program. Penjelasan yang sederhana dapat dilakukan dengan menjelaskan tentang nama peran, sutradara, dan lain-lainnya kenapa harus selalu ada dalam sebuah film. 
READ MORE - Belajar dengan Televisi

Senin, 21 Januari 2013

Psikologi Perkembangan Anak Didik

Karakter setiap manusia sangatlah beragam dan kepribadian setiap individu juga berbeda-beda. Atas dasar inilah guru diwajibkan memiliki pemahaman yang baik tentang psikologi perkembangan anak didik. Pemahaman karakter ini sangat diperlukan untuk berinteraksi dengan anak didiknya.

Keberhasilan dalam proses kependidikan sangat dipengaruhi oleh pemahaman  terhadap perkembangan psikologi. Pemahaman yang baik mengenai psikologi perkembangan sangat membantu guru untuk menyikapi setiap ada perubahan tingkah laku pada anak didik.

Menurut seorang Filsuf Amerika, George Santayana, “Anak-anak berada di wilayah yang berbeda. Mereka adalah bagian dari satu generasi dan punya cara sendiri untuk merasakan sesuatu hal.” Apakah mempelajari dan memahami perkembangan anak itu perlu? Kenapa perkembangan anak harus kita pelajari? Di dalam kehidupan, fase yang paling penting adalah masa anak-anak.

Perkembangan merupakan pola perubahan kognitif, biologis, dan sosio emosional yang berawal sejak lahir dan berlanjut terus sepanjang hidup. Perkembangan biasanya disamakan dengan pertumbuhan walaupun pada akhirnya akan terjadi penurunan atau kematian.

Antara pendidikan dan perkembangan anak didik harus disesuaikan, maksudnya pengajaran yang diberikan pada anak didik harus dilakukan dalam tingkatan yang terlalu tegang, terlalu sulit, menjemukan dan terlalu mudah. Semisal, pendidikan yang diberikan untuk anak TK dengan anak SD harus berbeda, begitu juga pendidikan antara anak SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa juga harus berbeda. Pola yang terjadi pada perkembangan anak sangatlah kompleks sehingga perkembangan dapat dideskripsikan sesuai dengan periodenya.

Ada beberapa proses yang terjadi pada perkembangan anak, diantaranya:

1. Proses Biologis

Perubahan yang terjadi pada tubuh anak. Dalam hal ini, warisan genetik mempunyai peran yang penting. Pada proses ini akan terjadi perkembangan tinggi badan, berat, otak, perubahan kemampuan bergerak, serta perubahan hormon dalam masa puber.

2. Proses Kognitif

Perubahan yang terjadi pada pola pikir, bahasa, dan kecerdasan anak. Dalam proses akan terjadi perkembangan kemampuan anak untuk memecahkan masalah matematika, mengingat puisi, merencanakan ide kreatif, dan menyusun kalimat untuk berkomunikasi.

3. Proses Sosio Emosional

Dalam tahapan ini akan terjadi perubahan emosi, perubahan hubungan anak dalam bersosialisasi, dan perubahan kepribadian. Perkembanga sosio emosional dapat tercermin dari perilaku seperti perkelahian anak, rasa senang yang di alami remaja ketika memperoleh nilai baik, dan ketegasan anak perempuan. Menurut seorang penyair dari Amerika, Marianne Moore, bahwa pikiran merupakan “Sesuatu yang bernyanyi.” 
READ MORE - Psikologi Perkembangan Anak Didik
 

Sample text

Sample Text

 
Blogger Templates