Pages

Kamis, 26 September 2013

KONSEP PENGEMBANGAN DAN CONTOH MODEL SILABUS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FORMAL

LAMPIRAN 4

KONSEP PENGEMBANGAN DAN CONTOH MODEL SILABUS
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FORMAL
 


BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Prinsip otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi yang nyata dan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Daerah berwenang untuk menangani urusan pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Selain itu daerah juga harus bertanggungjawab dalam penyelenggaraannya yang benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan pelayanan dasar pendidikan yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

Otonomi dalam bidang pendidikan yang diwujudkan dalam PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Daerah Propinsi sebagai Daerah Otonom, pasal 2 ayat (2) dan (3) dalam bidang pendidikan telah dinyatakan bahwa pemerintah (Pusat) memiliki kewenangan antara lain (1) penetapan standar kompetensi siswa dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaannya, (2) penetapan standar materi pelajaran pokok, (3) penetapan pedoman pembiayaan penyelenggaraan pendidikan, dan (4) penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun bagi pendidikan dasar, menengah dan luar sekolah.

Otonomi pengelolaan pendidikan ini diwujudkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Hal-hal yang berhubungan dengan implementasinya dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di daerah terutama di daerah tingkat II dan sekolah. Dengan demikian daerah tingkat II dan sekolah memiliki kewenangan untuk merancang silabus dan pelaksanaannya disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah, dan kondisi daerah berdasarkan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan proses pembelajaran yang mengacu pada ketetapan pemerintah secara nasional sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Pembinaan TK dan SD dalam melakukan pembinaan, secara teknis menyusun pedoman pengembangan silabus di TK . Pengembangan silabus meliputi program semester, program mingguan dan program harian yang dapat dijadikan acuan di lapangan.



B.    Pengertian
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian perkembangan  dasar.

Silabus pembelajaran di PAUD Formal  dituangkan dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian
C.    Tujuan
Tujuan pedoman pengembangan silabus, adalah sebagai berikut.
·       Sebagai acuan bagi guru/pendidik dalam menyusun dan mengembangkan silabus .
·       Sebagai acuan bagi tenaga kependidikan lainnya dalam merencanakan dan melaksanakan pembinaan kepada guru/pendidik dalam menyusun dan mengembangkan silabus
D.    Ruang Lingkup.
Pedoman pengembangan silabus PAUD Formal ini mencakup tiga hal,  yaitu:
a. Perencanaan semester
     b. Perencanaan mingguan
     c. Perencanaan harian
                                                                 





                                                                  BAB  II
T E M A

A.    Pengertian Tema

Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik  mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. 

B.     Prinsip Penentuan Tema

Penentuan tema hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
·       Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan peserta didik kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan mereka.
·       Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana kepada tema-tema yang lebih rumit bagi peserta didik.
·       Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat peserta didi kepada tema-tema yang kurang menarik.
·       Kesesuaian, artinya tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di ingkungan setempat.
C.  Langkah Penentuan Tema
Pada awal tahun pelajaran,  penentukan tema yang akan dibahas dalam satu tahun sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat. Beberapa dalam menentukan tema :  
1.           Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan  indikator dalam standar isi
2.           Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3.           Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema ebih terurai.
4.           Memilih sub tema yang sesuai.
D.  Tema
1.           Diri Sendiri
2.           Lingkunganku
3.           Kebutuhanku
4.           Binatang
5.           Tanaman
6.           Rekreasi
7.           Pekerjaan
8.           Air, Udara, dan Api
9.           Alat Komunikasi
10.        Tanah Airku
11.        Alam Semesta

Tema-tema di atas merupakan contoh dan dapat dibuat tema lain atau  dikembangkan berdasarkan kondisi daerah dan kemampuan masing-masing lembaga sesuai dengan prinsip-prinsip penentuan tema, demikian pula dalam penentuan perkiraan waktu untuk setiap tema. Selain tema-tema tersebut di atas, apabila terjadi peristiwa atau kejadian di sekitar anak pada saat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari itu.

BAB  III
PENGEMBANGAN SILABUS

    A.  Perencanaan Semester

Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.

Langkah-langkah pengembangan program semester, sebagai berikut:
·        Mempelajari dokumen Kurikulum, yakni  dan standar perkembangan dasar.
·        Menentukan tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester.
·        Membuat “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan/atau indikator ke dalam jaringan tema.
·        Menetapkan pemetaan jaringan tema dengan memperhatikan keleluasaan cakupan pembahasan tema dan sub-sub tema serta minggu efektif sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan.


Berikut ini disajikan contoh tema dan alokasi waktu

Tema Semester 1

No.
Tema
Perkiraan Waktu*
1
Diri Sendiri
3 minggu
2
Lingkunganku
4 minggu
3
Kebutuhanku
4 minggu
4
Binatang
3 minggu
5
Tanaman
3 minggu
JUMLAH
17 minggu

Tema Semester 2

No.
Tema
Alokasi Waktu
1
Rekreasi
4 minggu
2
Pekerjaan
3 minggu
3
Air, udara, dan api
2 minggu
4
Alat komunikasi
2 minggu
5
Tanah airku
3 minggu
6
Alam semesta
3 minggu
JUMLAH
17 minggu



Catatan:
Antara minggu ke-8 dan ke-9 pada semester I dan II diadakan kegiatan tengah semester selama 4 hari, misalnya kegiatan pekan olah raga dan seni (Porseni), karyawisata/rekreasi, lomba kreatifitas, bazaar, dan kegiatan lainnya.
Kegiatan tengah semester ini dimaksudkan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreatifitas peserta didik dalam rangka pengembangan pendidikan anak seutuhnya.
Contoh perencanaan semester dapat dilihat pada lampiran 1a .dan 1b


B.   Perencanaan Mingguan

Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk Rancangan Kegiatan Mingguan (RKM). RKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema.

Perencanaan mingguan dapat disusun dalam bentuk, antara lain Rancangan Kegiatan Mingguan (RKM) model pembelajaran kelompok,  dengan kegiatan pengaman, Rancangan Kegiatan Mingguan (RKM) model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan  dan Rancangan Kegiatan Mingguan  (RKM)  model pembelajaran berdasarkan minat.

  1. RKM model pembelajaran kelompok dengan  kegiatan pengaman

a.      Komponen RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman  adalah sebagai berikut:
·       Tema dan sub tema.
·       Alokasi waktu.
·       Aspek pengembangan.
·       Kegiatan per aspek pengembangan.

b.     Langkah-langkah pengembangan RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:
·       Menjabarkan tema dan merinci subtema.
·       Membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
·       Menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan pada bidang pengembangan dalam program semester.


Contoh RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman dapat dilihat pada lampiran 2a dan 2b

2.   RKM model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan

a.      Komponen RKM model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan adalah sebagai berikut:
·       Tema dan sub tema.
·       Alokasi waktu.
·       Aspek pengembangan.
·       Kegiatan per aspek pengembangan.

b.     Langkah-langkah pengembangan RKM model pembelajaran dengan sudut kegiatan adalah sebagai berikut:
·       menjabarkan tema dan merinci subtema.
·       membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
·       menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan dan dimasukkan dalam area

Contoh RKM model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan dapat dilihat pada lampiran 3ª dan 3b

   3.     RKM model pembelajaran berdasarkan minat

a.   Komponen RKM model pembelajaran berdasarkan minat  adalah sebagai berikut:
·       Tema dan sub tema.
·       Alokasi waktu.
·       Aspek pengembangan.
·       Kegiatan per aspek pengembangan.

b. Langkah-langkah pengembangan RKM model pembelajaran berdasarkan minat adalah sebagai berikut:
·       menjabarkan tema dan merinci subtema.
·       membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
·       menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan dan dimasukkan dalam area

Contoh RKM model pembelajaran berdasarkan minat dapat dilihat pada lampiran 4a dan 4b


C.    Perencanaan Harian

Perencanaan harian disusun dalam bentuk Rancangan Kegiatan Harian (RKH). RKH merupakan penjabaran dari Rancangan Kegiatan Mingguan (RKM). RKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. RKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat/makan, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, misalnya berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya.

Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian, kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individual/ kelompok.

Istirahat/Makan  merupakan kegiatan yang digunakan untuk  mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan  bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini disesuaikan dengan kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu kemudian makan.

Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari, menyanyi, berdoa, dan sebagainya.

Rancangan Kegiatan Harian (RKH) dapat disusun dalam bentuk, antara lain RKH model pembelajaran kelompok, RKH pembelajaran berdasarkan minat dengan sudut kegiatan, dan RKH pembelajaran berdasarkan minat dengan area.
  
1.  RKH model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman 
         
a.    Komponen RKH model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman adalah  sebagai berikut:
·       Hari, tanggal, waktu.
·       Indikator.
·       Kegiatan pembelajaran.
·       Alat/sumber belajar.
·       Penilaian perkembangan peserta didik.

b.   Langkah-langkah penyusunan RKH model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:
·       Memilih kegiatan yang sesuai dalam RKM untuk dimasukkan ke dalam RKH. Penulisan indikator dalam RKH diberi keterangan bidang pengembangan.
·       Merumuskan kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih dalam RKH.
·       Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai program yang direncanakan.
·       Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
·       Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
·       Menyediakan alat – alat  kegiatan pengaman dimana alat-alat tersebut tidak sama dengan alat-alat pada kegiatan inti.
·       Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian indikator.

Contoh RKH model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman dapat dilihat pada lampiran 5a dan 5b.

2.  RKH model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan
   
a.    Komponen RKH model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan sebagai berikut:
·       Hari, tanggal, waktu.
·       Indikator.
·       Kegiatan pembelajaran.
·       Alat/sumber belajar.
·       Alat dan hasil penilaian perkembangan anak didik.

b.   Langkah-langkah penyusunan RKH dengan sudut kegiatan  sebagai berikut:
·       Memilih dan menata kegiatan ke dalam RKH.
·       Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
·       Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan sudut kegiatan  yang akan dilaksanakan.
·       Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
·       Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
·       Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.


Contoh RKH model pembelajaran kelompok  dengan sudut kegiatan dapat dilihat pada lampiran 6a dan 6b .

3.  RKH model pembelajaran berdasarkan minat
   
a.    Komponen RKH model pembelajaran berdasarkan minat sebagai berikut:
·       Hari, tanggal, waktu.
·       Indikator.
·       Kegiatan pembelajaran.
·       Alat/sumber belajar.
·       Alat dan hasil penilaian perkembangan anak didik.

b.   Langkah-langkah penyusunan RKH berdasarkan minat sebagai berikut:
·       Memilih kegiatan yang sesuai dengan RKM untuk dimasukkan ke dalam RKH. Penulisan Indikator dalam RKH diberi keterangan bidang pengembangan.
·       Merumuskan  kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih dalam RKH.
·       Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajarn disesuaikan dengan minat (area) yang akan dilaksanakan.
·       Memilih kegiatan dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai program yang direncanakan.
·       Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
·       Memiih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
·       Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.


Contoh RKH model pembelajaran berdasarkan minat dapat dilihat pada lampiran 7a dan 7b
Selain ketiga model pembelajaran di atas, guru dapat mengembangkan model RKM dan RKH lain sesuai dengan kemampuan lembaga masing-masing.



BAB   IV

P E N U T U P


Pengaturan dan pelaksanaan kurikulum sebagai salah satu bagian penyelenggaraan pendidikan telah didesentralisasikan, terutama dalam penyusunan dan pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah, dan kondisi daerah.  Daerah tingkat II dan  sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan proses dan hasil kegiatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Pedoman pengembangan silabus ini diperuntukan bagi para pelaksana pendidikan atau pihak-pihak terkait yang berkepentingan, terutama pendidik /guru PAUD formal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Pendidik/Guru PAUD formal yang belum memahami cara menyusun silabus, dapat menggunakan pola yang ditawarkan dalam buku ini. Akan tetapi bila pendidik/guru PAUD formal sudah memahami cara menyusun silabus, maka dapat mengembangkan silabus lebih lanjut. pendidik/guru PAUD formal diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensinya, karena  sebagai guru memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar peserta didiknya, dan lebih mengenal karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah serta lingkungannya.

Penyusunan dan pengembangan silabus dapat dilakukan oleh pendidik/guru PAUD formal secara perseorangan atau berkelompok melalui kelompok kerja guru (KKG) di gugus TK / RA / BA , atau dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan setempat terutama dalam penyusunan dan pengembangan program semester dan program mingguan. Akan tetapi dalam penyusunan dan pengembangan program harian harus disusun oleh setiap pendidik/guru PAUD formal dalam mengelola pembelajaran di kelas.
















READ MORE - KONSEP PENGEMBANGAN DAN CONTOH MODEL SILABUS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FORMAL

Sabtu, 07 September 2013

Dasar-Dasar Penelitian

Melakukan sebuah penelitian memang merupakan sebuah hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan tetapi selain itu juga akan memberikan sumbangan yang baik bagi kemajuan pengetahuan yang kita miliki. Untuk melakukan penelitian maka kita harus memperhatikan tentang banyak hal khususnya mengenai dasar-dasar penelitian yang harus kita pahami dengan seksama terlebih dahulu.

Hal ini sangat penting untuk kita lakukan agar dapat melakukan sebuah penelitian ilmiah yang bersifat objektif sehingga akan mampu memberikan data yang akurat yang dapat kita uji kebenarannya. Artikel berikut ini mungkin dapat membantu anda karena disini saya akan menjelaskan tentang dasar-dasar penelitian ilmiah, simak ulasan di bawah ini!

- Pendekatan. Ada dua jenis pendekatan yang kita lakukan dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah. Pertama adalah tentang pendekatan ilmiah atau sebuah pendekatan yang menggunakan teori yang kita kembangkan yang dengannya kita aplikasikan pada data empiris yang diharapkan mampu memberikan sebuah hasil yang bersifat objektif. Yang kedua ada pendekatan non ilmiah, ini dapat terjadi dengan intuisi,prasangka,pikiran kritis ataupun yang lainnya.

- Sifat penelitian. Dalam melakukan penelitian kita perlu memperhatikan beberapa sifat . diantaranya skeptic atau sebuah sikap yang selalu mencari kebenaran tentang sebuah pernyataan yang ada pada penelitian. Sikap analisis yaitu dengan melakukan penganalisisan data pada setiap masalah dalam penelitian sehingga mampu terpecahkan. Kemudian sikap kritis yang memandang sebuah masalah penelitian berdasarkan logika dan juga objektifitas data yang diteliti.

- Syarat penelitian. Secara umum syarat penelitian merupakan hal yang sangat kita butuhkan untuk mendapatkan sebuah data yang benar-benar akurat. Pertama menyoalkan tentang masalah dan juga tujuan penelitian yang harus dijelaskan dengan tepat. Rumusan masalah, hingga prosedur penelitian yang digunakan pun harus jelas dan terbuka agar dilain waktu peneliti lain dapat dengan mudah mengembangkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

- Membuat sebuah kesimpulan hasil penelitian yang didasarkan pada objektifitas data yang akurat dan telah teruji kebenarannya.

- Selanjutnya kita juga harus memperhatikan hubungan antar beberapa variabel yang ada pada penelitian agar mampu dikembangkan dengan maksimal.

Nah itulah sedikit ulasan tentang dasar-dasar dalam sebuah penelitian ilmiah. Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut maka akan tercipta penelitian yang memiliki hasil yang akurat. Semoga bermanfaat.
READ MORE - Dasar-Dasar Penelitian

Jumat, 06 September 2013

Informasi Tentang Skala Pengukuran

Dalam melakukan sebuah penelitian terkadang kita memerlukan pengukuran data dalam bentuk angka-angka dan hal ini sangat penting demi keakuratan data yang kita peroleh, untuk itulah kita menggunakan skala pengukuran yang telah mendapat kesepakatan bersama. Misalnya saja ketika anda menginginkan untuk mengukur berat suatu benda maka anda memerlukan sebuah timbangan yang tentu telah memiliki skala pengukuran tertentu.

Dengan cara tersebut data yang anda peroleh akan dapat dengan mudah dipahami dan di tindak lanjuti karena disajikan dalam bentuk kuantitatif yang mengandalkan angka-angka. Dengan satuan pengukuran ini kita dapat melakukan sebuah penelitian dengan waktu yang cepat mudah dan memiliki keakuratan yang lebih baik. Untuk itulah artikel berikut ini sangat layak untuk anda baca karena disini saya akan menjelaskan kepada anda tentang skala pengukuran yang harus anda ketahui , simak ulasan berikut!

Skala pengukuran dapat kita bedakan menjadi empat jenis yang diantaranya adalah skala nominal, skala ordinal, skala interval dan yang terakhir ada skala rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki perbedaan seperti yang saya jelaskan di bawah ini.

1. Yang pertama kita menjumpai skala nominal. Dari keempat skala pengukuran yang ada maka bisa kita katakan bahwa skala nominal ini merupakan sebuah skala pengukuran yang paling sederhana dan paling mudah dilakukan oleh kita. Skala ini memudahkan bagi kita untuk mengklasifikasikan orang ataupun objek lainnya dalam sebuah kelompok dengan metode kualitatif. Misalkan saja dengan mengelompokkan orang berdasarkan jenis kelaminnya, Pria dan wanita misalnya.

2. Yang kedua ada skala ordinal. Skala ini memberi kemudahan bagi kita untuk menyusun sebuah data berdasarkan urutannya dengan menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Misalnya saja pada saat kita mengukur berat badan sekelompok orang maka kita akan dapat dengan mudah mengurutkannya berdasarkan nilai berat badan yang paling kecil ke yang paling besar ataupun juga sebaliknya.

3. Skala interval memiliki kelebihan tentang penyajian data jika kita bandingkan dengan dua skala di atas. Skala interval ini memiliki cara penyusunan data yang hampir serupa dengan skala ordinal. Namun pada skala interval kita akan dapat mengetahui data dengan lebih akurat karena dapat menentukan selisih antar objek diteliti.

4. Yang terakhir ada skala rasio yang sebenarnya telah mencakup ketiga skala di atas. Skala ini memberikan kita rasio pada objek yang kita data baik dengan cara pembagian maupun perkalian.

Demikianlah ulasan yang bisa saya berikan semoga memberi manfaat bagi anda.
READ MORE - Informasi Tentang Skala Pengukuran

Selasa, 03 September 2013

Manfaat Teoritis Penelitian

Seperti yang kita tahu, untuk mengetahui bagaimana serta seberapa jauh peran dari sebuah penelitian, maka sebaiknya melihat kembali jenis daripada penelitian itu sendiri. Penelitian memang memiliki peran penting apabila dilakukan dengan cara yang baik dan benar, karena suatu penelitian bisa digunakan sebagai jembatan untuk :
  • Menginterpretasikan fenomena yang ada di masyarakat serta meningkatkan kemampuannya.
  • Memudahkan dalam mencapai tujuan
  • Untuk memberikan rekomendasi
  • Untuk alat perencanaan dalam melakukan kegiatan berikutnya
  • Bisa mengatasi maupun menjawab persoalan yang tengah dihadapi
  • Untuk alat pengambilan keputusan
  • Untuk media pengembangan ilmu
  • Untuk alat pengambilan keputusan dalam memecahkan permasalahan
  • Untuk menyelesaikan masalahan sehari-hari
Manfaat penelitian sendiri yaitu untuk menyelidiki keadaan , alasan maupun konsekuensi terhadap keadaan tertentu. Keadaan tersebut dapat dikontrol dengan melalui eksperimen maupun berdasarkan observasi. Sebab penelitian berperan penting untuk memberikan fondasi atas tindak dan juga keputusan dalam semua aspek.

Apabila penelitian tidak di lakukan, maka semua kenyataan yang ada tidak akan pernah di lakukan pengujian dahulu dengan melalui penelitian. Banyak sekali yang menyimpulkan bahwasanya kontribusi atas hasil penelitian memiliki nilai yang sangat tinggi apabila kita bandingkan dengan biaya yang di keluarkan untuk memenuhi keperluan tersebut. Terdapat 2 cara untuk bisa menilai keuntungan dari dilakukannya penelitian. Yang pertama yaitu dengan menggunakan teknik "internal rate of return to investment" dan yang kedua melakukan penghitungan atas output per dolar.

Manfaat penelitian
Di dalam pengertian suatu penelitian mengandung dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan juga manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu atau yang disebut dengan penelitian verifikatif. Adanya keraguan terhadap teori itu muncul apabila yang terlibat tidak dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah dihadapi. Dilakukannya pengujian atas teori tersebut bisa melalui penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun mengukuhkan serta merevisi teori yang berhubungan.

2. Manfaat praktis

Di lain sisi, penelitian juga berguna untuk memecahkan permasalahan praktis. Semua lembaga yang bisa kita jumpai di masyarakat, seperti lembaga pemerintahan ataupun lembaga swasta, sadar akan manfaat tersebut dengan menempatkan suatu penelitian dan juga pengembangan sebagai bagian dari integral organisasi merek.

Jadi kedua manfaat tersebut adalah syarat untuk dilakukannya sebuah penelitian yang mana telah dinyatakan di dalam desain atau rancangan penelitian.
READ MORE - Manfaat Teoritis Penelitian
 

Sample text

Sample Text

 
Blogger Templates